![]() |
Mayam Mahmoud, rapper perempuan berjilbab pertama di dunia, dan nekat menyuarakan hak perempuan melawan pelecehan seksual. |
Anak muda Arab makin terbuka.Mayam Mahmoud, gadis muda asal Mesir, kini menjadi bintang dalam Arabs Got Talent.
Ia punya dua kekuatan, yaitu nekat nge-rap dengan berhijab dan lagu-lagu bertema hak perempuan di Timur Tengah.
Gadis 18 tahun calon sarjana ekonomi dari Mesir ini ingin mengungkapkan hal yang selama ini dianggap tabu, yaitu pelecehan seksual yang 99 persen korbannya adalah perempuan.
Gadis yang selalu membawa paku tajam untuk perlindungan ini menegaskan dalam salah satu lagunya, mengajak semua perempuan mengungkap pelecehan di jalanan, biar yang lain mengikuti.
"Hal ini terjadi pada semua orang, tetapi semua orang pun takut bicara soal itu," kata Mayam dalam sebuah wawancara yang dikutip Daily Mail, Selasa (3/11/2013).
"Aku tak akan menjadi orang yang malu. Kalian menggoda, kalian melecehkan dan tidak menganggap itu salah. Biar itu cuma kata, itu bukan godaan, tetapi batu," kata Mayam dalam salah satu lagu rap-nya.
Pandangan Mayam yang melawan arus ini mencuri perhatian pada Oktober lalu ketika ia tampil pertama kali di depan jutaan audiens acara Arabs Got Talent. Di ajang itu, Mayam pun mencapai semifinal.
Karena keberaniannya itu, Mayam pun mendulang banyak dukungan dan penggemar baru.
Bahkan setiap hari, setidaknya 50 dukungan disampaikan lewat Facebook.
Namun, tentu saja, seiring dengan ketenarannya, Mayam menuai banyak kecaman, terutama dari kalangan radikal.
Toh Mayam berharap, kesuksesannya di dunia rap - yang didominasi kaum Adam - akan menjadi tantangan bagi kaum perempuan - khususnya yang berjilbab - untuk bertindak seperti yang ia harapkan, yaitu menyuarakan perlawanan terhadap pelecehan seksual.
Mayam pun bercerita bahwa ia mulai nge-rap sejak berusia 10 tahun, tepatnya setelah sang ibu memperkenalkannya pada puisi.
"Saya menulis puisi dulu yang kemudian saya tulis dengan irama yang cepat. Saya sadari kemudian, itulah rap," katanya kepada BBC.
Ia mengaku menyadari bahwa rapper pria punya sebuah garis tertentu ketika bicara soal gadis dan pakaiannya. Para rapper pria, kata Mayam, menyalahkan para gadis atas apa yang terjadi pada mereka.
"Itu tidak benar, jadi saya nge-rap tentang para gadis dan masalah-masalah yang mereka hadapi," katanya.
Menurut survei yang digelar PBB pada April 2013, sebanyak 99,3 persen perempuan Mesir mengalami pelecehan seksual.
Hal itu menyebabkan 91 persen di antara mereka merasa takut berada di jalanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar atau share postingan berikut :)